PALOPOPOS.CO.ID, WOTU– Krisis bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kembali dirasakan oleh para nelayan di Kecamatan Wotu.Terhitung dua hari kemarin (Rabu-Kamis) mereka akhirnya tidak dapat melaut dan bahkan aset penting berupa rumpon ikan mereka teracam hilang di laut karena tidak dapat dijaga.

Menanggapi keluhan tersebut, pihak SPBU Wotu Anto, yang merupakan perwakilan SPBU Wotu menjelaskan bahwa kelangkaan ini disebabkan oleh kuota solar yang masuk ke SPBU terbatas, hanya 8 KL saja.

“Sesuai kesepakatan, jika pasokan hanya 8 KL, kami tidak melayani pembelian menggunakan jerigen. Kami baru bisa melayani pembelian jerigen jika pasokan mencapai 16 KL,” ujarnya, Kamis malam 6 November 2025.

Atas kelangkaan ini, para nelayan sangat berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Luwu Timur dapat segera turun tangan mengatasi masalah ini agar tidak terus berlarut larut. Mereka mendesak adanya solusi konkret agar pasokan solar kembali normal, sehingga aktivitas melaut dapat berjalan lancar dan kebutuhan hidup keluarga terpenuhi.

“Kami minta pemerintah Luwu Timur menangani persoalan ini, jangan terus terulang, agar kami bisa memenuhi kebutuhan keluarga kami sebagai nelayan,” ungkap Bapak Pian.

Lanjut, “Sudah dua hari ini kami tidak bisa melaut mencari ikan karena tidak ada solar. Dan
seharusnya kami kuga bisa menjaga rumpon setiap hari agar tidak putus, tapi bagaimana kalau begini, pasti ada lagi yang putus dan hanyut dibawa arus laut,” jelasnya.

Untuk diketahui Rumpon tempat ikan berkumpul sehingga untuk alat bantu penangkapan ikan. Namun rumpon membutuhkan perawatan yang baik dan rutin. Kalau tanpa pengawasan dan perawatan yang memadai, rompong rentan putus hanyut dan hilang.

“Kalau sudah putus, jelas akan menambah kerugian bagi para nelayan, na modal buat rumpong itu mahal, ratusan ribu perunit, kalau sudah 3-4 unit yang putus itu kerugian sudah sampai jutaan rupih, makanya kami mendesak adanya solusi konkret dari pemerintah Luwu Timur agar pasokan solar kembali normal,” terang Bapak Pian. (akm/rhm)