Reshuffle dan Angka 8 – PALOPOPOS



* Oleh: Agustinus Edy Kristianto
(Kritikus Media)

Intinya mengaitkan tanggal reshuffle terkini, yakni 17 September 2025, yang kerap disebut sebagai “tanggal cantik” karena angka 1 dan 7 jika dijumlahkan menjadi 8, suatu angka yang bagi Presiden Prabowo Subianto disebut “bukan sekadar kebetulan.”

Memang cerita angka 8 kerap diulang-ulang oleh presiden—salah satunya saat peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025 dan HUT ke-17 Partai Gerindra pada 15 Februari 2025—ketika ia berkata, ia “mungkin memang ditakdirkan menjadi Presiden ke-8.”

Sandi “08” adalah panggilannya ketika menjabat Wakil Komandan Kopassus. Siapa komandannya saat itu? Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), yang sandinya adalah “09.”

Saya iseng mendalami soal ini menggunakan gematria, yakni metode menafsirkan makna kata atau nama dengan cara mengubah huruf menjadi angka, lalu menjumlahkannya untuk menemukan nilai numerik tertentu yang dipercaya memiliki simbolisme khusus.

Gematria ini berakar dari tradisi Yahudi kuno, khususnya dalam mistisisme Kabbalah, di mana huruf Ibrani juga berfungsi sebagai angka untuk mencari makna spiritual di balik kata-kata dalam Taurat. Namun, tradisi serupa juga ada di Yunani kuno (isopsephy) dan kemudian diadopsi dalam berbagai bentuk numerologi Barat modern.

Singkat cerita, menurut gematria sederhana, nama Prabowo Subianto memiliki nilai 191 (reduksi jadi 11 → 2), dan Luhut Binsar Pandjaitan 235 (reduksi 10 → 1).

Tafsirnya: nama PS menyimbolkan kolaborasi, tarik-ulur, relasi kekuatan; sementara LBP melambangkan kontrol, dominasi, kepemimpinan tunggal.

Jika nama lengkap PS dan LBP diubah ke dalam huruf Ibrani lalu dijumlahkan, gematria untuk PS adalah 439 (reduksi jadi 16 → 7), sedangkan LBP 976 (reduksi jadi 22 → 4).

Nama PS (7) adalah simbol nasib, takdir, siklus sejarah. Nama LBP (4) adalah simbol fondasi, kontrol duniawi, kekuasaan konkret.

Terserah Anda mau percaya atau tidak, tapi boleh dong saya menafsirkan: bisa jadi PS adalah simbol politik, sementara pengendali konkret (terutama dalam hal sumber daya ekonomi) yang sesungguhnya adalah LBP—ada di Dewan Ekonomi Nasional, ada di Danantara, ada di bursa efek, ada di Kementerian Keuangan, ada di mana-mana. Salam AEK. (*)

News Berita News Flash Blog Technology Sports Sport Football Tips Finance Berita Terkini Berita Terbaru Berita Kekinian News Berita Terkini Olahraga Pasang Internet Myrepublic Jasa Import China Jasa Import Door to Door

More From Author

Bangun Budaya Cinta Lingkungan, PT Vale Gencarkan Sosialisasi Pengelolaan Sampah di Morowali

Anggota DPRD Luwu Road Show UIN, Unanda, dan Perum Bulog Palopo