Dari kiri ke kanan, Kapolsek Mangkutana, Kabid Dinas Ketapang, dan Kepala gudang Bulog Maleku usai mengecek sampel beras yang dikeluhkan seorang warga.
PALOPOPOS.FAJAR.CO.ID, LUWU TIMUR — Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Luwu Timur (Lutim) lakukan pemeriksaan sampel beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP), Kamis, 14 Agustus 2025.
Pemeriksaan sampel ini dilakukan menyusul dengan adanya pemberitaan keluhan seorang warga di salah satu media online menyebut bahwa beras SPHP yang dibelinya tidak layak konsumsi.
Pemeriksaan sampel beras SPHP yang diambil dari warga yang mengeluh itu, dilaksanakan di Polsek Mangkutana Polres Lutim.
Sebelum sampel diperiksa, pihak Bulog dan Satgas tela berupaya mengundang warga yang mengeluh tersebut untuk ikut pengecekan kualitas beras.
Warga yang mengeluhkan kualitas beras SPHP yang diduga bagian dari manajemen perusahaan media yang mengangkat berita denga judul “Mutu Beras Gerakan Pangan Murah Dipertanyakan, Satgas Pangan Diminta Turun Tangan”, tidak hadir saat diundang.
Lantaran tak kunjung datang, akhirnya pihak Bulog bersama pihak Dinas Ketapang membawa sampel beras ke Polsek Mangkutana untuk diperiksa kualitasnya.
Ikut menyaksikan sekaligus memeriksa, Kapolsek Mangkutana, AKP Simon Siltu, Kabid Ketahanan Pangan, Darfan, mitra Bulog (Perpadi), dan Kepala Gudang Bulog Maleku.
Usai melakukan pengecekan dan pemeriksaan sampel beras yang dikeluhkan itu, semua senada mengatakan bahwa sampel tersebut sudah sesuai spesifikasi beras kualitas medium.
“Bagus sekali ji ini beras SPHP. Tadi kita masak juga waktu GPM di sini Polsek. Terus, dari sekian kegiatan GPM yang kami lakukan belum ada warga mengeluh soal kualitas beras SPHP yang dijual saat GPM,” kata Simon.
“Kualitas dan mutu sampel beras SPHP yang dikeluhkan warga ini, sudah sangat bagus sekali untuk kualitas medium,” ucap Darfan senada dengan Kapolsek Mangkutana.
Kepala Gudang Bulog Maleku, Darmawan, masih di Polsek Mangkutana mengatakan bahwa beras yang disalurkan itu telah sesuai dengan petunjuk teknis dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). Dengan kualitatif menir 2 persen, broken 25 persen, derajat soso (DS) 95 persen, dan kadar air maksimal 14 persen.
“Sebelum berita di media online itu naik, malamnya pihak kami mendatangi warga yang mengeluh itu di rumahnya. Teman sudah menyampaikan akan mengganti beras yang dikeluhkan tersebut jika tidak sesuai kualitas medium, akan tetapi beras yang dikeluhkan itu menurut teman kualitasnya medium.
Tapi yang bersangkutan tetap bertahan tidak menerima penjelasan, dan hanya bersedia memberikan sampel. Terus tadi sore kami menunggu kesediaanya untuk hadir bersama- sama guna mengecek kualitas sekaligus testimoni tanak beras yang dikeluhkan, tapi sampai malam tidak ada informasi dari bersangkutan untuk hadir.
Makanya kami bersama Kabid Dinas Ketapang berinisiatif membawa sampel ke Polsek untuk mengecek kualitas beras itu agar tidak menjadi fitnah berkepanjangan. Dan hasilnya seperti kita dengar sendiri dari Kabid Dinas Ketapang dan Kapolsek kalau sampel beras itu memang kualitas medium dan layak dikonsumsi,” ucap Darmawan.(riawan)
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Berita Terbaru