Oleh : Nurdin (Dosen UIN Palopo)
Perang terbuka antara Iran dan Israel, semakin memanas. Rudal-rudal balistik beterbangan di langit kedua negara. Tontonan seru, dan tentunya sangat menegangkan. Di langit timur tengah, bak nyala api petasan di malam tahun baru.
Dan masyarakat dunia sudah tahu, Israel tidak akan berani menyerang Iran jika tidak didukung penuh oleh Amerika. Dapat dipastikan, “Amerika lah yang menyuruh Israel untuk menyerang Iran” Mengapa? Sebab Iran tidak mau tunduk pada Amerika, soal nuklir.
Netanyahu dan Trump, sepertinya memang hobi berkelahi, senang melihat warga sipil menderita. Ada-ada saja yang dituduhkan kepada negara yang dibencinya sebagai alasan menginvasi negara itu, utamanya negara Timur Tengah.
Semakin memperkuat kebenaran pernyataan Adolf Hitler, bahwa “Bisa saja saya musnahkan semua Yahudi di dunia ini, tapi saya sisakan sedikit yang hidup, agar kamu nantinya dapat mengetahui mengapa saya membunuh mereka”
Benarkah Iran sudah memiliki senjata nuklir? Klaim Israel dan Amerika sudah 80 persen, tetapi itu baru klaim sepihak. Apa bedanya dengan Irak dulu, yang dituduh memiliki senjata pemusnah massal. Namun faktanya, dunia tidak bisa membuktikan, dan Saddam Hussein tewas digantung.
Sama juga Amerika dan Israel, sudah membombardir Palestina, hancur berantakan. Mereka menyerang membabi-buta, bukan Hamas tetapi rakyat sipil yang mereka bunuh. Rumah sakit, rumah ibadah dan sekolah, semua dihancurkan dengan alasan, ada Hamas bersembunyi di situ.
Perang kali ini, Donald Trump sudah mengeluarkan omongan, agar warga yang tinggal di Teheran segera mengungsi keluar dari Teheran. Mau ke mana? Trump tidak memberi solusi. Mau ke Pakistan sulit, karena jauh. Selain itu, Pakistan sudah menutup jalur masuknya.
Mau ke Suriah, di sana juga masih kacau. Mau ke Afganistan, negara itu termasuk miskin. Lalu mau ke mana warga Teheran yang jumlah penduduknya kurang lebih 15 juta jiwa itu? Kita berharap statemen Donald Trump itu, hanyalah omong besar.
Kadang-kadang ucapan Trump tidak bisa dipercaya, misalnya di awal pemerintahannya. Dia bilang “Akan mengakhiri perang Rusia-Ukraina” Tetapi nyatanya, sampai sekarang belum juga reda pertempuran di sana.
Menyuruh warga Teheran mengungsi, boleh jadi hanya kontra intelijen ala Trump. Ya, kontra intelijen demi kepentingannya. Bayangkan, 15 juta penduduk Teheran yang jika sudah panik dan tidak tahu mau ke mana, bisa terjadi kekacauan yang pada akhirnya membenci pemimpin tertinggi mereka, Ayatollah Ali Khamenei.
Khamenei, rupanya sudah tidak peduli bahkan pernyataan terakhir, “Tidak ada gunanya bicara dengan kalian” ini bentuk ketidakpercayaan terhadap Trump dan pemimpin negara barat. Dia juga sudah siap, meski akhirnya terbunuh.
Iran tidak akan pernah berhenti, sampai Zionis itu menyerah, tidak mau lagi berunding dengan siapapun. Yang jelas, kali ini Israel berhadapan dengan Iran, negara yang bukan merupakan aktor kacangan, melainkan salah satu great power regional.
Namun demikian, kita berharap agar perang di Timur Tengah segera berakhir. Karena, tidak ada kemenangan yang abadi dalam perang, yang ada adalah kehancuran semata. Kekalahan serta kemenangan adalah siklus yang selalu berulang dalam sejarah.(*)
Berita Olahraga
News
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Teknologi
Seputar Teknologi
Drama Korea
Resep Masakan
Pendidikan
Berita Terbaru
Berita Terbaru
Berita Terbaru